Menggenggam Dunia Melalui Buku

About Wandi

Foto saya
I am a student who is studying Metallurgical and Material Engineering intake 2006. My hobby is doing some sports such volley ball, football, and badminton,,, also i like writing many ideas appear from my mind and i love my life. Here, I am trying to write down something usefull and contribute it for my lovely friends who is meaningfull and surviving for alive. If you wanna know about me more or for being my friend, please visit me on http://www.friendster.com/wandigtw
Powered By Blogger

Sumber cahaya di masa mendatang sepertinya bukan lagi bohlam, tetapi dari meja, dinding, bahkan dari sebuah garpu.

Sebuah penemuan yang tidak disengaja dan diumumkan minggu ini menaikkan kegunaan LED, menjadikannya lebih murah, lebih tahan lama dibandingkan bohlam biasa. Sebuah penemuan yang akan menjadikan penemuan Thomas Edison menjadi kuno.

LED telah digunakan meluas pada lampu lalu lintas, senter, dan untuk kepentingan arsitektur. LED fleksibel dan lebih hemat.

Michael Bowers, seorang mahasiswa S2 pada Universitas Vanderbilt mencoba untuk membuat titik quantum yang sangat kecil (quantum dots) yang mengkristal saat mencapai ukuran beberapa nanometer, sekitar 1/1000 lebar rambut manusia.

Quantum dots terdiri dari 100 hingga 1000 elektron. Quantum dots dengan mudah menyimpan banyak energi, dan semakin kecil ukurannya, semakin banyak energi yang disimpannya. Setiap dot dalam percobaan Bower sangatlah kecil, hanya mengandung 33-34 pasang atom.

Saat Anda menyalakan cahaya pada Quantum dots ataupun mengalirinya dengan listrik, mereka bereaksi dengan memproduksi cahaya sendiri, biasanya dalam warna-warna terang. Tetapi saat Bower memberikan sinar laser pada beberapa pasang Quantum dots, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

"Saya terkejut saat cahaya putih memenuhi meja", kata Bowers. "Seharusnya Quantum dots mengeluarkan sinar biru, tetapi mereka mengeluarkan cahaya putih yang cantik."

Kemudian Bowers dan mahasiswa lainnya memiliki ide untuk mencampurkan Quantum dots dengan polyurethane dan melapisinya dengan sebuah lampu LED biru. Hasilnya memang tidak tampak cantik tetapi memproduksi sinar putih yang sama dengan bohlam biasa.

Lampu ini memproduksi sinar putih kekuning-kuningan yang bercahaya dua kali lebih terang dan bertahan 50 kali lebih lama daripada bohlam 60 watt biasa.

Hasil ini dipublikasikan pada Jurnal Kimia Amerika edisi 18 Oktober.

Lebih baik daripada Bohlam

Hingga saat ini, LED hanya dapat memberikan warna hijau, merah dan kuning, yang membatasi penggunaannya. Kemudian timbullah LED biru, yang direkayasa untuk memberikan cahaya putih kebiru-biruan.

LED menghasilkan cahaya dua kali lebih banyak daripada bohlam 60 watt dan bertahan hingga 50.000 jam. Departemen Energi Amerika memperkirakan penggunaan LED dapat mengurangi penggunaan energi untuk pencahayaan sebanyak 29 persen hingga tahun 2025. LED tidak menghasilkan panas, sehingga lebih efisien.

Ilmuwan lainnya juga memperkirakan bahwa LED akan menggantikan bohlam dan juga lampu fluorescent dan sodium vapor.

Apabila proses ini dapat dikembangkan hingga tahap komersial, cahaya tidak hanya harus datang dari bohlam tetapi dapat dibuat menjadi cat pada permukaan apa saja dengan berbagai warna.


sumber http://www.fisikaasyik.com/news/readnews.php?id=149

0 komentar:

Your Ad Here